Wednesday, April 4, 2012

The Thorn Birds


The Thorn Birds adalah sebuah family saga yang ber-setting utama di Drogheda, desa peternakan domba di Australia pada tahun 1915 hingga 1969. Paddy Cleary adalah seorang pencukur bulu domba sederhana yang menikah dengan Fiona "Fee" Cleary yang aristokratik. Frank adalah putra sulung mereka yang tidak pernah akur dengan ayahnya, namu sangat dekat dengan ibunya. Meggie adalah satu-satunya putri yang mereka miliki. Dari kecil sudah nampak kedekatan Meggie pada Frank, kakak yang selalu dengan lembut mencintai dan melindungi Meggie. Dari sejak kecil anak-anak keluarga Cleary telah dididik untuk tidak manja. Paddy adalah ayah yang disiplin dan keras, sedang Fiona adalah ibu yang sangat tertutup, tanpa emosi, dan tak pernah tersenyum, meski selalu membaktikan diri untuk suami, anak, dan rumah tangganya.

Suatu hari datanglah seorang Pastor bernama Ralph de Bricasart. Ia imam dari Gereja Katolik yang memiliki ambisi menduduki jabatan tinggi di Roma, namun terbuang ke Drogheda yang kering dan penuh lalat karena telah menghina seorang uskup. Pemilik peternakan domba terbesar di Drogheda adalah Mary Carson, seorang janda tua yang kaya raya, yang meski tua namun mengagumi Pastor de Bricasart yang muda, tampan dan gagah. Keduanya pun berteman akrab. Mary Carson mengundang keluarga Cleary untuk tinggal di Drogheda, yang kelak akan diwariskan kepada Paddy sebagai adik satu-satunya yang masih hidup. Keluarga Cleary pun pindah, dan di sinilah awal perkenalan Ralph de Bricasart dengan Meggie kecil. Keduanya akrab dari awal, dan lama kelamaan tumbuh perasaan cinta di hati keduanya. Ya! Di hati sang Pastor juga, yang seharusnya hidup selibat!

Berhubung kisah ini adalah sebuah family saga, maka ceritapun mengalir semakin melebar, ke beberapa anggota keluarga Cleary. Mulai dari Frank yang sangat ingin keluar dari rumah untuk menghindari ayahnya, hingga ke putra Meggie—Dane—yang ingin menjadi imam, serta putri Meggie—Justine—yang cuek, sinis, dan tomboi. Namun di antara itu, yang menjadi benang merah kisah ini selalu perasaan cinta Meggie dan Ralph yang tak mungkin bersatu. Ralph tak mau "melepas jubah", bukan karena ia lebih mencintai Tuhan ketimbang Meggie, tapi menurutku lebih karena ambisi Ralph menduduki kursi Kardinal—ambisi yang sedari awal sudah dilihat Mary Carson, dan yang menurutnya suatu saat akan membuat Ralph jatuh.

Di sisi lain, Meggie tak mau dan tak mampu memahami bahwa dirinya takkan pernah dapat bersatu dengan Ralph. Memang Meggie akhirnya menyerah, namun di samping cintanya pada Ralph, ia tetap menumbuhkan dendam kepada pria itu karena meninggalkan Meggie demi ambisinya. Ambisi itu akhirnya membawa Ralph ke Roma, memangku jabatan sebagai Kardinal. Sementara Meggie ‘terpaksa’ menerima pinangan seorang pria yang amat mirip dengan Ralph, bernama Luke. Bahagiakah akhirnya Meggie? Dan akankah ia kelak bertemu kembali dengan Ralph? Bagaimana dengan Ralph, apakah ia bahagia setelah ambisinya tercapai? Akankah ia menghapus kenangannya akan Meggie dan ‘kembali ke jalan yang benar’ dengan hanya mencintai Tuhan?

Ini novel yang lumayan melelahkan. Colleen McCullough benar-benar intens bercerita tentang kehidupan keluarga Cleary ini sehingga anda akan merasa bahwa keluarga itu sungguh pernah ada, dan kisah ini bukanlah fiksi melainkan biografi. Karena begitu cermatnya McCullough menggarap detil kisahnya, alurnya pun menjadi sangat lambat. Di beberapa bagian aku sempat ‘melompat-lompat’ karena penjelasan yang terlalu panjang lebar—dan yang ternyata walau dilewati, tetap tak berpengaruh pada cerita. Kesimpulannya, The Thorn Birds memang bukan historical fiction biasa (bukan meniru jargon iklan!), ia lebih tepat disebut family saga. Dan meski aku sadar bahwa Colleen McCullough telah menggarapnya dengan apik, namun aku tetap kurang dapat menikmatinya.

Hal itu masih ditambah pula dengan para karakter utama yang—menurutku—dangkal. Aku muak pada Ralph de Bricasart yang tak punya pendirian dan serakah. Kalau memang tak bisa melupakan Meggie, lepaslah jubahmu dan jadilah suami yang berdedikasi pada keluarga! Kalau memang mau melayani Tuhan, jadilah pelayan yang baik dan berikan hatimu hanya untukNya! Karena kau mau menggenggam keduanya, maka tak satupun yang akan kaudapat, dan dosamu malah berlipat dua! Meggie sendiri adalah perempuan yang egois dan keras kepala, yang hanya memikirkan perasaannya sendiri. Pada akhirnya ia juga yang membuat Ralph “jatuh”. Kesimpulannya, tak ada satupun tokoh utama yang dapat dibanggakan dalam kisah ini, dan mungkin faktor itulah yang mungkin membuatku hanya mampu memberikan tiga bintang bagi kisah yang banyak dibilang bagus ini.

Judul: The Thorn Birds
Penulis: Colleen McCullough
Penerjemah: Lanny Murtihardjana
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Terbit: Desember 2007
Tebal: 688 hlm

1 comment:

  1. Klo baca bukunya memang rada 'nyebelin' Fanda, aq sich gara-gara liat filmnya duluan jadi suka, soalnya yang jadi Ralph si Richard Chamberlain hehe ...
    Dan memang tokoh-tokoh disini digambarkan bukan *super-hero* melainkan manusia-manusia yang harus bergulat dengan musuh paling menakutkan yaitu 'ego-keserakahan-ketamakan-kejayaan-kemahyuran' pada diri mereka masing-masing. Bahkan tokoh agama sekaliber Uskup Agung-pun punya kelemahan, dan manusia yang dianggap 'suci' seperti Dane juga punya rasa kasih yang berlebih yang menyebabkan kematiannya. (ini juga salah satu dosa lho menurut agama, klo kisah pewayangan ada cerita tersendiri tentang dosa-dosa ini )

    ReplyDelete

Bagaimana pendapatmu?