Wednesday, May 30, 2012

Wishful Wednesday (10)


Setelah mengobrak-abrik shelf Wishlist-ku di Goodreads, ternyata masih banyak buku idaman yang hingga saat ini masih belum mendapatkan kehormatan untuk dimutasi ke shelf To-Read. Salah satunya adalah buku ini, yang meski rating di GR hanya 2,92 tapi tetap menggelitikku untuk membacanya.

The Book of Madness and Cure
by Regina O'Melveny


Sinopsis ada di sini

Dari sinopsisnya, nampaknya ini buku yang lumayan menghibur sekaligus cerdas. Tentang perjuangan seorang wanita pada sekitar abad 16 untuk mengejar impian menjadi dokter. Bukan tema baru, tapi mengingat pengalaman manisku dengan tema sejenis sebelumnya, mungkin aku akan suka dengan yang satu ini, bagaimana menurutmu?

Nah…siapa yang mau membelikan aku buku ini J ?


Share yuk Wishful Wednesday-mu, dengan cara...


  • Silakan follow blog Books To Share – atau tambahkan di blogroll/link blogmu =)
  • Buat posting mengenai buku-buku (boleh lebih dari 1) yang jadi inceran kalian minggu ini, mulai dari yang bakal segera dibeli, sampai yang paling mustahil dan hanya sebatas mimpi. Oya, sertakan juga alasan kenapa buku itu masuk dalam wishlist kalian ya!
  • Tinggalkan link postingan Wishful Wednesday kalian di Mr. Linky (klik saja tombol Mr. Linky di bagian bawah post). Kalau mau, silakan tambahkan button Wishful Wednesday di posting kalian.
  • Mari saling berkunjung ke sesama blogger yang sudah ikut share wishlistnya di hari Rabu =)


  • Tuesday, May 29, 2012

    Juliet


    Romeo and Juliet mungkin adalah kisah cinta tragis paling terkenal di dunia. Selama ini kita tahu bahwa William Shakespeare adalah pria di balik kisah itu, yang banyak kita jumpai di buku, drama maupun film. Namun apa yang mungkin tidak kita ketahui, adalah pertama, bahwa Romeo and Juliet karya Shakespeare bukanlah karya yang pertama, ada beberapa penulis yang sebelumnya telah menulis kisah itu. Kedua, bahwa Romeo and Juliet bukanlah kisah fiksi, melainkan sejarah. Ketiga, Romeo and Juliet yang asli bertempat di Sienna—sebuah kota di Italia—dan bukan di Verona seperti versi Shakrespeare.

    Julie Jacobs, seorang gadis yang sama sekali tidak romantis dan terobsesi pada Shakespeare, sama sekali berbeda dengan saudari kembarnya Janice yang manja, genit dan egois. Mereka tinggal bersama Bibi Rose, yang mengasuh mereka sejak Ibunya meninggal karena kecelakaan di Italia. Setelah Bibi Rose meninggal, Julie dan Janice baru mengetahui bahwa nama mereka sebenarnya adalah Giullietta dan Giannozza Tolomei. Maka mulailah Julie alias Giullietta menelusuri sejarah keluarganya sambil berusaha menemukan ‘sesuatu’ yang hingga kini disembunyikan dengan baik oleh ibunya: Diane Tolomei.

    Begitu tiba di Italia, Giullietta langsung berkenalan dengan seorang pemuda bernama Allesandro Santini dan ibu baptisnya, Eva Maria Salimbeni. Dari sinilah bergulir kisah tentang sejarah permusuhan abadi dua keluarga besar yang menjadi penguasa Sienna berabad-abad lalu: keluarga Salimbeni dan Tolomei. Giullietta berhasil menemukan ‘peninggalan’ ibunya yang—alih-alih benda berharga—isinya justru tulisan-tulisan, surat-surat serta buku Romeo and Juliet-nya Shakespeare. Nampaknya dari semua dokumen itulah Giullietta harus mengupas pertalian dirinya dengan Juliet yang asli, yang berasal dari keluarga Tolomei juga!

    Hingga masa kini, kutukan yang berlangsung sejak tragedi yang menimpa Romeo dan Juliet masih tetap menaungi keluarga-keluarga yang terlibat. Diane Tolomei menyelidiki hal itu, berusaha mencari cara menghentikan kutukan itu demi kebahagiaan putri kembarnya, dan kini tugas Giullietta dan Giannozza lah untuk melanjutkan tugas itu. Salah satu cara untuk memutus kutukan itu konon, adalah dengan menyatukan Romeo dan Giullietta. Nah, kini Giullietta telah datang ke Sienna, sekarang di manakah sang Romeo bersembunyi? Kalau Romeo yang seharusnya merebut hati Giullietta, lalu mengapa justru benih-benih cinta yang mulai tumbuh di hati Giullietta justru berasal dari Allesandro si cowok sinis Kepala Keamanan itu, yang nama keluarganya Santini?

    ------

    Juliet adalah kisah yang unik karena menggabungkan unsur sastra (Shakespeare) dan sejarah. Mungkin bagi yang sudah pernah membaca Romeo and Juliet akan sangat antusias membaca buku ini, di mana kita akan menjumpai banyak petikan-petikan dialog dan kisah dari Romeo and Juliet. Juga karena kisahnya amat mirip dengan kisah sejarah yang terjadi di Sienna (perseteruan dua keluarga dan kisah cinta sepasang insan yang berakhir tragis).

    Kisah ini dirangkai dari dua sisi, sisi modern dan sisi sejarah. Keduanya berjalan beriringan, hingga di satu titik di mana tragedy itu terjadi. Dan di sepanjang kisah kita diajak untuk melihat kecantikan Italia, baik pada jaman dulu, namun lebih banyak pada jaman sekarang. Yang lebih unik lagi, kisah Romeo dan Giullietta yang asli berkaitan juga dengan wabah pes yang melanda dunia, dan kelak dikenal sebagai Black Death. Black Death inilah yang konon dipercaya sebagai bagian dari sebuah kutukan. Pertanyaannya, apakah perjuangan Julie benar-benar sepadan dengan hasil akhir yang ia inginkan? Apakah permata bernilai tinggi yang diwariskan oleh ibunya? Atau justru sesuatu yang jauh lebih bernilai daripada permata, yang menunggu Juliet di akhir petualangannya? Dan apakah sesuatu yang sangat berarti itu?

    Meski sebenarnya kisah ini sangat menarik dan eksotis, dan telah diterjemahkan dengan baik oleh Penerbit Qanita, namun aku merasa buku ini kurang sukses ‘membawa aku ke dalam cengkeraman kisahnya’, seperti yang biasa aku rasakan ketika membaca buku-buku ‘bintang lima’. Aku merasa seolah sedang membaca sebuah kisah, dan bukannya terseret ke dalam kisah itu sendiri seperti yang aku rasakan—misalnya—dengan buku-buku karya Tracy Chevalier atau Ken Follett. Hanya itulah kekurangannya yang membuat aku beberapa kali sempat merasa bosan ( buku ini benar-benar tebal dan melelahkan meski cukup seru). Untuk itu memberikan tiga setengah bintang untuk Juliet (dibulatkan menjadi tiga J). Menghibur tapi kurang mencengkeram….

    Judul: Juliet
    Penulis: Anne Fortier
    Penerjemah: Linda Boentaram
    Penerbit: Qanita
    Terbit: Januari 2012
    Tebal: 712 hlm

    Wednesday, May 23, 2012

    Wishful Wednesday (9)


    Dari begitu banyak buku yang kuidam-idamkan di minggu ini, ada sebuah yang cukup menjanjikan untuk kumasukkan ke dalam Wishful Wednesday-nya Astrid minggu ini:

    Catatan Ichiyo
    by Rei Kimura


    Sinopsis ada di sini

    Yang membuatku tertarik pada buku ini adalah kalimat yang ada di sinopsisnya: 'Beratus-ratus tahun kemudian wajahnya diabadikan pada mata uang kertas 5.000 yen Jepang. Sebuah penghormatan dan kedudukan yang tak pernah dicapai oleh perempuan Jepang mana pun.'

    Wow! Sudah pasti ini sebuah novel tentang wanita yang perlu dibaca! Nah…siapa yang mau meminjamiku? :P

    Bagaimana dengan Wishful Wednesday-mu? Share yuk..., caranya:




  • Silakan follow blog Books To Share – atau tambahkan di blogroll/link blogmu =)
  • Buat posting mengenai buku-buku (boleh lebih dari 1) yang jadi inceran kalian minggu ini, mulai dari yang bakal segera dibeli, sampai yang paling mustahil dan hanya sebatas mimpi. Oya, sertakan juga alasan kenapa buku itu masuk dalam wishlist kalian ya!
  • Tinggalkan link postingan Wishful Wednesday kalian di Mr. Linky (klik saja tombol Mr. Linky di bagian bawah post). Kalau mau, silakan tambahkan button Wishful Wednesday di posting kalian.
  • Mari saling berkunjung ke sesama blogger yang sudah ikut share wishlistnya di hari Rabu =)


  • Friday, May 11, 2012

    The Evolution of Calpurnia Tate


    “Namaku Calpurnia Virginia Tate, tetapi semua orang memanggilku Callie Vee. Pada musim panas itu, umurku sebelas tahun dan aku satu-satunya anak perempuan dari tujuh bersaudara. Bisakah kau membayangkan situasi yang lebih buruk?” Jawabku: BISA! Sebenarnya lahir menjadi seorang perempuan tidaklah buruk kalau anda MAU menjalani hidup seperti yang diharapkan dari dan bagi seorang perempuan. Bagaimana kalau tidak? Nah, simaklah kisah evolusi si Calpurnia Tate alias Callie Vee ini…

    Calpurnia memang berbeda dari anak perempuan lainnya. Saat yang lain puas bermain dengan gaun-gaun cantik dan boneka, Calpurnia menghabiskan waktunya dengan menenteng jaring penangkap kupu-kupu serta Buku Catatannya dan pergi ke pinggir sungai untuk mengumpulkan spesimen bersama kakeknya. Ya, Calpurnia bisa disebut seorang naturalis pemula. Alam, hewan dan tumbuhan rupanya telah menempati ruang istimewa dalam hati Calpurnia, semenjak sang kakek meminjaminya buku The Origin of Species karya Charles Darwin (bayangkan…dipinjami The Origin of Species?? Oh…seandainya aku punya kakek seperti kakek Calpurnia!).

    Tapi, berhubung semua itu terjadi di penghujung abad 19—di mana perempuan “hanya” diharapkan belajar memasak dan merajut—maka Calpurnia menghadapi penolakan besar dari keluarganya (terutama dari ibunya, dan kecuali dari kakeknya—tentu saja..). Sesunguhnya inilah inti kisah The Evolution of Calpurnia Tate karya Jacqueline Kelly ini, yang dibingkai dengan kutipan-kutipan dari buku The Origin of Species, yang seolah mengantar kita mengikuti dua perjalanan evolusi, yaitu evolusi spesies dan evolusi seorang Calpurnia Tate.

    Di tengah ketidaksukaan keluarganya akan kegiatan Calpurnia di bidang sains, Callie bersama kakeknya berhasil menemukan sebuah spesies tumbuhan yang sepertinya belum pernah tercatat di dunia. Maka dengan bersemangat, kedua naturalis beda generasi ini mengirimkan dan mendaftarkan hasil temuan mereka—yang sementara dinamai ‘Tumbuhan’—ke Smithsonian. Bagi ilmuwan, menemukan sesuatu yang baru adalah sebuah kebanggaan besar, apalagi mengingat bahwa temuan itu akan dinamai dengan nama sang penemu. Akankah Calpurnia, gadis belasan tahun dari kota kecil itu, menorehkan sebuah prestasi dalam sejarah? Akankah sang kakek yang telah membaktikan hidupnya setelah pensiun untuk menjadi naturalis, mampu mengubah sejarah sebelum hidupnya berakhir?

    Namun sementara itu, sang Ibu ternyata telah mempersiapkan ‘evolusi’ bagi Calpurnia di bidang yang lain, lebih tepatnya di bidang yang seharusnya dikuasai seorang wanita, yaitu mengurus rumah tangga. Selain itu, sang Ibu mulai menyiapkan Calpurnia untuk memasuki “bursa” calon-istri-idaman. Bagian ini terasa absurd bagiku. Bagaimana wanita jaman itu menganggap sistem perjodohan dengan menggilir pemuda-pemuda setempat untuk datang ke rumah seorang gadis yang sudah layak “masuk bursa” adalah sebuah tindakan terhormat? Apakah mereka malah tidak melihat adanya kesamaan dengan ehm…maaf..pasar budak atau malah…ya sudahlah, terlalu kasar untuk ditulis disini… Tetap saja, aku melihat itu praktik yang menjijikkan, dan lebih menjijikkan lagi anggapan bahwa kalau seorang gadis tak mampu melalui tahap itu berarti ia “kurang terhormat”.

    Sesuai dengan tokoh utamanya, The Evolution of Calpurnia Tate ini kisah yang segar sekaligus cerdas. Penuh dengan kekocakan, kisah ini dirangkai dengan bahasa yang ringan, dan banyak mengandung pengetahuan ilmiah. Salah satu yang aku sukai adalah Jacqueline Kelly menciptakan tokoh yang suka membaca kisah-kisah klasik (sama sepertiku). Bayangkan di usia belasan tahun buku klasik pertama Calpurnia adalah The Origin of Species! Selain itu ia telah melahap Great Expectations dan Oliver Twist-nya Dickens, lalu Tom Sawyer-nya Mark Twain dan Treasure Island. The Adventures of Sherlock Holmes pun disebut-sebut juga dalam buku ini.

    Pada akhirnya, ini adalah kisah seorang anak perempuan yang sedang mencari jatidirinya sebagai seorang wanita dewasa dengan segala liku-likunya. Di satu sisi Calpurnia ingin menjadi ilmuwan, di sisi lain ia menyadari bahwa jalan yang akan ditempuhnya sangatlah terjal akibat stereotip yang sudah terpaku di pikiran orang jaman itu, seperti yang tercetus dalam kata-kata Lamar, adik lelaki Callie

    “Anak perempuan tidak dibayar. Anak perempuan bahkan tidak boleh ikut pemungutan suara. Anak perempuan tidak dibayar. Anak perempuan tinggal di rumah.” ~hlm. 223.

    Calpurnia tahu ia harus mendobrak stereotip itu, karena ia bukanlah perempuan biasa,

    “Aku tidak pernah menyamakan diriku dengan anak-anak perempuan lain. Aku bukan bagian dari spesies mereka; aku berbeda. Aku tidak pernah berpikir bahwa masa depanku akan sama dengan mereka.” ~hlm. 245.

    Sebab kalau tidak, ia akan menjalani hidup yang terkungkung sepanjang hidupnya, ‘seperti seekor anjing hutan yang kaki-kakinya terbelenggu perangkap.’ Sebuah ungkapan yang amat mengena.

    Meski sangat sulit bagi Calpurnia untuk meraih cita-citanya, aku berharap (dan memilih untuk percaya) bahwa masih ada harapan bagi Calpurnia, seperti apa yang ia alami di pagi tahun baru 1900 itu…

    “Ini adalah pagi pertama dari hari pertama dari abad yang baru. Salju menyelimuti tanah. Segalanya mungkin terjadi.” ~hlm. 380.

    Meski ending kisah ini terasa mengambang, namun aku merasa ada kaitan antara apa yang dilihat Calpurnia di alam saat itu dengan kondisinya sendiri. Salju yang turun di Texas setelah berpuluh-puluh tahun, dan ketilang yang tidak pernah merasakan salju, semuanya mengarah pada sebuah perubahan, bahwa kalau suatu hal belum pernah terjadi, belum tentu ia tak mungkin terjadi. Sekali lagi aku percaya, bahwa segalanya mungkin terjadi…

    Judul: The Evolution of Calpurnia Tate
    Penulis: Jacqueline Kelly
    Penerjemah: Berliani M. Nugrahani
    Penerbit: Matahati
    Terbit: November 2010

    Tebal: 381 hlm

    Wednesday, May 2, 2012

    Wishful Wednesday (8)

    Sempat absen minggu lalu, kali ini aku kembali teringat buku yang hingga kini masih menjadi angan-anganku untuk memilikinya:

    The Alexandria Link
    by Steve Berry


    Sinopsis ada di sini.

    Mengapa aku mupeng buku ini? Yang pertama alurnya pasti cepat karena termasuk thriller, kedua ada unsur sejarahnya, dan ketiga...temanya tentang perpustakaan dan bukuu! Yup, buku ini bercerita tentang perpustakaan (dulu) terbesar di dunia yang telah punah itu. Tiga aspek menarik dalam sebuah buku. Kira-kira ada tidak ya yang mau giveaway buku ini buatku? *ngarep sangat*....

    Seperti biasa, posting ini dibuat untuk Wishful Wednesday blog hop dengan host Astrid. Mau ikutan memposting buku incaranmu tiap minggu? Ini ketentuannya:



    • Silakan follow blog Books To Share – atau tambahkan di blogroll/link blogmu =)
    • Buat posting mengenai buku-buku (boleh lebih dari 1) yang jadi inceran kalian minggu ini, mulai dari yang bakal segera dibeli, sampai yang paling mustahil dan hanya sebatas mimpi. Oya, sertakan juga alasan kenapa buku itu masuk dalam wishlist kalian ya!
    • Tinggalkan link postingan Wishful Wednesday kalian di Mr. Linky (klik saja tombol Mr. Linky di bagian bawah post). Kalau mau, silakan tambahkan button Wishful Wednesday di posting kalian.
    • Mari saling berkunjung ke sesama blogger yang sudah ikut share wishlistnya di hari Rabu =)

    Jadi...apa buku incaranmu minggu ini?