Romeo and
Juliet mungkin adalah kisah cinta tragis paling terkenal di dunia. Selama ini
kita tahu bahwa William Shakespeare adalah pria di balik kisah itu, yang banyak
kita jumpai di buku, drama maupun film. Namun apa yang mungkin tidak kita
ketahui, adalah pertama, bahwa Romeo and Juliet karya Shakespeare bukanlah
karya yang pertama, ada beberapa penulis yang sebelumnya telah menulis kisah
itu. Kedua, bahwa Romeo and Juliet bukanlah kisah fiksi, melainkan sejarah. Ketiga,
Romeo and Juliet yang asli bertempat di Sienna—sebuah kota di Italia—dan bukan
di Verona seperti versi Shakrespeare.
Julie
Jacobs, seorang gadis yang sama sekali tidak romantis dan terobsesi pada
Shakespeare, sama sekali berbeda dengan saudari kembarnya Janice yang manja,
genit dan egois. Mereka tinggal bersama Bibi Rose, yang mengasuh mereka sejak
Ibunya meninggal karena kecelakaan di Italia. Setelah Bibi Rose meninggal,
Julie dan Janice baru mengetahui bahwa nama mereka sebenarnya adalah Giullietta
dan Giannozza Tolomei. Maka mulailah Julie alias Giullietta menelusuri sejarah
keluarganya sambil berusaha menemukan ‘sesuatu’ yang hingga kini disembunyikan
dengan baik oleh ibunya: Diane Tolomei.
Begitu tiba
di Italia, Giullietta langsung berkenalan dengan seorang pemuda bernama Allesandro
Santini dan ibu baptisnya, Eva Maria Salimbeni. Dari sinilah bergulir kisah
tentang sejarah permusuhan abadi dua keluarga besar yang menjadi penguasa Sienna
berabad-abad lalu: keluarga Salimbeni dan Tolomei. Giullietta berhasil
menemukan ‘peninggalan’ ibunya yang—alih-alih benda berharga—isinya justru
tulisan-tulisan, surat-surat serta buku Romeo and Juliet-nya Shakespeare.
Nampaknya dari semua dokumen itulah Giullietta harus mengupas pertalian dirinya
dengan Juliet yang asli, yang berasal dari keluarga Tolomei juga!
Hingga masa
kini, kutukan yang berlangsung sejak tragedi yang menimpa Romeo dan Juliet
masih tetap menaungi keluarga-keluarga yang terlibat. Diane Tolomei menyelidiki
hal itu, berusaha mencari cara menghentikan kutukan itu demi kebahagiaan putri
kembarnya, dan kini tugas Giullietta dan Giannozza lah untuk melanjutkan tugas
itu. Salah satu cara untuk memutus kutukan itu konon, adalah dengan menyatukan
Romeo dan Giullietta. Nah, kini Giullietta telah datang ke Sienna, sekarang di
manakah sang Romeo bersembunyi? Kalau Romeo yang seharusnya merebut hati
Giullietta, lalu mengapa justru benih-benih cinta yang mulai tumbuh di hati
Giullietta justru berasal dari Allesandro si cowok sinis Kepala Keamanan itu,
yang nama keluarganya Santini?
------
Juliet
adalah kisah yang unik karena menggabungkan unsur sastra (Shakespeare) dan
sejarah. Mungkin bagi yang sudah pernah membaca Romeo and Juliet akan sangat
antusias membaca buku ini, di mana kita akan menjumpai banyak petikan-petikan
dialog dan kisah dari Romeo and Juliet. Juga karena kisahnya amat mirip dengan
kisah sejarah yang terjadi di Sienna (perseteruan dua keluarga dan kisah cinta
sepasang insan yang berakhir tragis).
Kisah ini
dirangkai dari dua sisi, sisi modern dan sisi sejarah. Keduanya berjalan
beriringan, hingga di satu titik di mana tragedy itu terjadi. Dan di sepanjang
kisah kita diajak untuk melihat kecantikan Italia, baik pada jaman dulu, namun
lebih banyak pada jaman sekarang. Yang lebih unik lagi, kisah Romeo dan
Giullietta yang asli berkaitan juga dengan wabah pes yang melanda dunia, dan
kelak dikenal sebagai Black Death. Black Death inilah yang konon dipercaya
sebagai bagian dari sebuah kutukan. Pertanyaannya, apakah perjuangan Julie
benar-benar sepadan dengan hasil akhir yang ia inginkan? Apakah permata
bernilai tinggi yang diwariskan oleh ibunya? Atau justru sesuatu yang jauh
lebih bernilai daripada permata, yang menunggu Juliet di akhir petualangannya?
Dan apakah sesuatu yang sangat berarti itu?
Meski
sebenarnya kisah ini sangat menarik dan eksotis, dan telah diterjemahkan dengan
baik oleh Penerbit Qanita, namun aku merasa buku ini kurang sukses ‘membawa aku
ke dalam cengkeraman kisahnya’, seperti yang biasa aku rasakan ketika membaca
buku-buku ‘bintang lima’. Aku merasa seolah sedang membaca sebuah kisah, dan
bukannya terseret ke dalam kisah itu sendiri seperti yang aku
rasakan—misalnya—dengan buku-buku karya Tracy Chevalier atau Ken Follett. Hanya
itulah kekurangannya yang membuat aku beberapa kali sempat merasa bosan ( buku
ini benar-benar tebal dan melelahkan meski cukup seru). Untuk itu memberikan
tiga setengah bintang untuk Juliet (dibulatkan menjadi tiga J).
Menghibur tapi kurang mencengkeram….
Judul:
Juliet
Penulis:
Anne Fortier
Penerjemah:
Linda Boentaram
Penerbit:
Qanita
Terbit:
Januari 2012
Tebal: 712
hlm
akkk mau buku ini mb, wishlistku tapi mahal banget, ada buku sekennya g mb?
ReplyDeletepremisnya cukup menjanjikan ya, tapi buku2 kayak gini memang cenderung bagus di beberapa bagian dan membosankan di bagian lainnya =D tapi baru tau tuh kalo Romeo and Juliet ternyata kisahnya bukan di Verona..Dulu aku pernah ke Verona dan berkunjung ke balkon yang dipercaya sebagai tempat Romeo merayu2 Juliet =D sekarang kalo dipikir2 lagi, itu mungkin hanya akal2an turisme aja hahaha
ReplyDelete